BAKN ke Kampus Bukan untuk Mengadili
Jajaran manajemen di perguruan tinggi perlu terbuka terhadap sejumlah temuan BPK dalam tata kelola penggunaan anggaran negara di kampus. Langkah ini penting untuk mendukung upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa yang menggunakan APBN.
Hal ini disampaikan Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara – BAKN DPR RI Sumaryati Aryoso dalam pertemuan dengan Rektor Universitas Airlangga Prof. DR. Fasih beserja jajaran manajemen lainnya di Gedung Rektorat Unair, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/10/12) .
Ia menekankan kehadiran BAKN dalam kunjungan kerja di kampus bukan untuk mengadili tetapi mendorong terwujud transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola anggaran. “Jangan merasa diadili karena kami bukan auditor, jadi kehadiran disini untuk mendukung terwujudnya transparansi dan akuntabilitas. Kami siap membantu sesuai kewenangan BAKN berdasarkan UU MD3,” ujarnya.
Anggota BAKN Nuryasin menggarisbawahi permasalahan dalam penggunaan anggaran di Unair yang telah dilaporkan BPK ke DPR tidak sebanyak kasus yang terjadi di daerah lain. Ia menilai berdasarkan paparan Rektor Unair dan jajarannya permasalahan anggaran ternyata berawal dari Jakarta. “Dari jawaban bapak tadi kami bisa simpulkan tangan kotornya ada di Jakarta,” tekannya.
Politisi Fraksi PKB ini mengingatkan untuk mewujudkan tata kelola anggaran yang lebih baik, kalangan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi pionir penerapan pre-audit. “Disinilah perlunya pre-audit, kesalahan bisa diminimalisir sejak proses perencanaan. BAKN di Parlemen Inggris pernah menyarankan ini dan berhasil menyelamatkan milyaran poundsterling dalam proyek di negaranya.”
Sementara itu Rektor Unair dalam penjelasannya mengatakan terdapat 13 temuan audit BPK di kampusnya, serta 23 rekomendasi untuk langkah perbaikan. Kasus yang muncul diantaranya pada saat peneliti dari kampus yang memiliki motto meraih prestasi dengan moralitas ini sedang berjuang menemukan vaksin flu burung.
“Ada pemalsuan tanda tangan Wakil Rektor II oleh oknum di Jakarta dan kami sudah sampaikan keberatan ke Kemenkes,” jelasnya. Walaupun proyek sempat terganggu dengan pengadaan barang dan jasa yang tidak tepat, tetapi para peneliti Unair berhasil menyelesaikan tugas mulia menemukan vaksin flu burung yang pertama kali di dunia. Ia berharap BAKN dapat mendukung pengembangan laboratorium riset untuk penelitian penyakit menular lainnya seperti HIV Aids, TBC dan Malaria. (iky)